Kesenian merupakan salah satu
bentuk perwujudan dari jiwa,karakter,emosional serta sikap seseorang. Seseorang
yang mempunyai kesenangan terhadap suatu kesenian dapat kita pelajari
karakternya,dan kebanyakan seseorang yang memiliki kecintaan terhadap seni
ataupun kesenian cenderung humoris dan ramah. Apakah anda termasuk seseorang
tersebut ? Berarti anda termasuk orang yang pandai bergaul dan ramah. Di zaman
yang modern seperti sekarang ini tidak sedikit kesenian tradisional yang sudah
mulai hilang ditelan kemajuan teknologi.
Akan tetapi masih ada beberapa
kesenian tradisional yang masih diminati masyarakat seperti kesenian jaranan
atau kuda kepang. Bahkan akhir-akhir ini semakin diminati oleh para kaum
muda-mudi bukan para orang tua dan anak-anak saja. Selain sebagai bentuk contoh
kecintaan para muda-mudi terhadap kesenian jaranan juga sebagai salah satu
media eksistensi mereka terhadap para lawan jenis. Sehingga tidak menutup
kemungkinan kesenian ini akan tetap berkembang di masyarakat.
Menurut Wikipedia
Indonesia jaranan juga disebut jaran kepang atau jatilan,
dalam tarian tradisional jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah
menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu atau bahan
lainnya yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, dengan dihiasi
rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang.
Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping
biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan
kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kekuatan kekebalan, dan kekuatan magis,
seperti atraksi memaka beling atau kaca dan kekebalan tubuh terhadap deraan
pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran reog.
Kuda
lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan,
yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan
dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang, sehingga pada
masyarakat jawa sering disebut sebagai jaran kepang. Tidak satupun catatan
sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Konon,
tari kuda lumping adalah tari kesurupan. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa
tari kuda lumping menggambarkan kisah seorang pasukan pemuda cantik bergelar
Jathil penunggang kuda putih berambut emas, berekor emas, serta memiliki sayap
emas yang membantu pertempuran kerajaan bantarangin melawan pasukan penunggang
babi hutan dari kerajaan lodaya.
Terlepas
dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan semangat
heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini
terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan
anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.
Seringkali
dalam pertunjukan tari kuda lumping, juga menampilkan atraksi yang
mempertontonkan kekuatan supranatural berbau magis, seperti atraksi mengunyah
kaca, menyayat lengan dengan golok, membakar diri, berjalan di atas pecahan
kaca, dan lain-lain. Mungkin, atraksi ini merefleksikan kekuatan supranatural
yang pada zaman dahulu berkembang di lingkungan Kerajaan Jawa, dan merupakan
aspek non militer yang dipergunakan untuk melawan pasukan Belanda.
Marilah
kita sebagai para generasi muda untuk tetap teguh melestarikan
kesenian-kesenian tradisional di
No comments:
Post a Comment